Jumat, 05 November 2021

Menulis buku Non Fiksi

 


Resume Ke     :  15

Gelombang     :  21

Tanggal           :  05 November 2021

Tema               :  Konsep buku non fiksi

Narasumber    :  Musiin, M.Pd

Moderator : Ms. Phia


Kalau sebelumnya di pertemuan ke 11 kita membahas kiat menulis cerita fiksi bersama narasumber Bapak Sudomo,S.Pt. Cerita fiksi yang ditulis berdasarkan imajinasi sehingga isi dari jenis buku lebih banyak berupa cerita yang menghibur dan lebih pada membangkitkan emosi seorang pembaca. Buku fiksi yang dikembangkan sesuai dengan imajinasi pengarang mulai dari tokoh, konflik, alur cerita, semua dibuat berdasarkan imajinasi semata dan tidak nyata. Nah, yang akan dibahas mengenai pertemuan ke 15 bukanlah fiksi, tetapi non-fiksi. 

Pada pertemuan kali ini pembahasan mengenai konsep buku non fiksi akan dibawakan oleh narasumber Ibu Musiin, M.Pd. Seorang ibu yang sangat suka membaca, travelling dan memasak ini adalah seorang English Teacher yang juga seorang Founder Organisasi Masyarakat. Beliau yang penuh dengan ide-ide, suka akan inovasi dan semangat untuk berbagi ilmu. Kita intip sejenak profil beliau.

Mempunyai kesibukan mengajar, sebagai  founde rorganisasi swadaya masyarakat YAPSI. Organisasi ini bergerak dalam bidang

  1. Pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya UMKM bekerjasama dengan Bank Indonesia Surabaya.
  2. Pemberian bantuan pangan bagi masyarakat miskin, posyandu, anak sekolah bekerjasama dengan World Food Program (UN-WFP) di wilayah Surabaya, Gresik dan Sidoarjo
  3. Pemberian bantuan susu bagi anak-anak SD bekerjasama dengan Susu Ultra dan  Departemen Pertanian Amerika Serikat.
  4. Pelatihan Sekolah Ramah Anak bagi guru-guru SD di Kabupaten Sampang bekerjasama dengan UNICEF.
  5. Pendidikan lingkungan dan daur ulang sampah bekerjasama dengan Tetra Pak Indonesia dan TP UKS Propinsi JawaTimur.
  6. Pengadaan perpustakaan kampung, dan toilet di kampung-kampung Surabaya donasi dari UN WFP.

Dalam bidang kewirausahaan, Bu Iin merupakan founder PT In Jaya yang bergerak di bidang ekspedisi untuk pendistribusian produksi Indomarco dan Indolakto Pasuruan. Selain itu PT In Jaya merupakan pemasok bahan baku tebu bagi pabrik gula di wilayah Madiun, Malang dan Kediri.

Sebagai penulis pemula, karya buku yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut:

  1. Digital Brochure Mengasah Kemampuan Menulis dan Jiwa Kewirausahaan Gen Z
  2. Literasi Digital Nusantara. Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda melalui Literasi (Karya bersama Prof Eko)
  3. Selaksa Hikmah dari Tarokan (Karya bersama siswa-siswa)
  4. Ukir Prestasi dan Tebar Inspirasi ( Antologi Kisah Guru Lejitkan Potensi Siswa)
  5. Cergam Panji Asmarabangun and Dewi Sekartaji
  6. Modul Pembelajaran Bahasa Inggris untuk Kelas IX.
  7. Menulis Artikel populer di majalah online


Editor Buku

  1. Kaulah Sosok Inspiratif di Hatiku ( Antologi Sosok Inspiratif)
  2. Kisah Penyemangat Kalbu (Antologi Penyuluh Agama)

Berikut tadi adalah biografi singkat beliau, semoga prestasi yang sudah diraih memberi dorongan yang lebih untuk kita dalam memulai menjadi penulis. Sebelum ke materi, seperti biasa pertemuan ini dibagi menjadi empat sesi, yaitu opening, pemaparan materi, discussion dan penutup.


Sebagai seorang penulis pemula tentu saja mempunyai banyak tantangan, beragam dan sangat menyulitkan untuk maju. Ketakutan tidak ada yang membaca tulisan kita, takut salah dalam perpendapat, merasa karya orang lain lebih bagus dari karya kita, sehingga membuat kita jadi minder dan tidak percaya diri. Tapi yakinlah dengan kit aterus menulis akan menjadi terbiasa dan rasa percaya diri akan tumbuh. Bebrapa buku mungkin dapat membantu dan memotivasi kita dalam menulis, salah satunya buku berjudul  “Is there a book inside you”. 

Dari berbagai penelitian mengatakan menulis bukanlah ketrampilan yang mudah, butuh ketrampilan dalam berbahasa. Yang mana menulis tidak semudah berbicara, tidak semudah bergosip. Butuh ketrampilan yang lebih, perlu juga alasan dalam menulis. Banyak alasan yang mendasari seornag penulis, diantaranya.

  • Mewariskan ilmu kita melalui buku
  • Keinginan menerbitkan buku karya sendiri
  • Mengembangkan profesi
  • Meningkatkan skill dalam menulis
  • Berbagi ilmu kepada orang lain


Buku bergenre fiksi dan non-fiksi adalah dua hal yang sangat berbeda. Tidak jarang banyak orang belum memahami apa perbedaan buku fiksi dan non fiksi. Perbedaan yang paling mencolok antara buku fiksi dan non fiksi bisa ditinjau dari bagian isi buku. Buku nonfiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan kenyataan. Buku non-fiksi menyajikan suatu informasi dan pengetahuan baru. Menurut KKBI, non fiksi adalah yang tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan dan sebagainya). 

Karena sifat buku yang berisi kejadian sebenarnya dan bersifat informatis, maka jenis ini memuat informasi, deskripsi, tempat, karakter dari suatu objek yang benar-benar ada di kenyataan. Sehingga membuat buku non fiksi sering dijadikan sumber informasi oleh pembaca, adapun bahasa yang digunakan biasanya bahasa denotatif atau bahasa sebenarnya yang membuat pembaca langsung memahami maksud dari isi buku.


Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola, yaitu:

  1. Pola hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari ynag mudah ke yang sulit atau dari yang sederhana ke rumit. Contoh : buku pelajaran.
  2. Pola prosedural (buku disusun berdasarkan urutan proses). Contoh: buku panduan
  3. Pola klaster (buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini ditetapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)


Dalam prosesnya penulisan buku terdiri dari 5 langkah, yaitu:

1.  Pratulis, merupakan tahap paling awal dalam menulis, tahapan ini terletak sebelum menulis. Disini topik sebuah tulisan ditentukan, riset dan sasaran pembaca ditetapkan. Mengetahui sasaran pembaca sangat membantu dalam pemilihan diksi dan gaya bahasa.

Langkah-langka dalam pratulis:

  • Menentukan tema
  • Menemukan ide
  • Merencanakan jenis tulisan
  • Mengumpulkan bahan tulisan
  • Bertukar pikiran
  • Menyusun daftar
  • Meriset
  • Membuat mind mapping
  • Menyusun kerangka

Tema yang kita ditentukan berkaitan erat dengan isi buku, memilih tema sesuaikan dengan passion kita. Tema menjadi sebuah ide yang menarik, kita bisa mendapatkan tema dari berbagai hal,  contohnya:

  • Dari pengalaman pribadi
  • Penglaman orang lain
  • Berita media massa
  • Status di media sosial
  • Imajinasi
  • Pengamatan
  • Perenungan
  • Membaca buku

Semua hal disekitar kita bisa menjadi inspirasi untuk menulis buku, tergantung passion yang penulis kuasai. Banyak referensi yang bisa kita jadikan sumber dair sebuah tema, referensi berasal dari data dan fakta yang di peroleh dari sumber lain, internet misalnya. Beberapa sumber yang bisa kita jadikan referensinya, diantaranya:

  • Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  • Keterampi lan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
  • Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
  • Penemuan yang telah didapatkan.
  • Pemikiran yang telah direnungkan

Selanjutnya membuat kerangka, kerangka di buat untuk melanjutkan ke proses penulisan, berikut ini contoh kerangka penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia

A. Pembagian Generasi Pengguna Internet

B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet

BAB 2 Media Sosial

A. Media Sosial

B. UU ITE

C. Kejahatan di Media Sosial

BAB 3 Literasi Digital

A. Pengertian

B. Elemen

C. Pengembangan

D. Kerangka Literasi Digital

E. Level Kompetensi Literasi Digital

F. Manfaat

G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi

H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara

A. Keluarga

B. Sekolah

C. Masyarakat

BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62

A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia

B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia

C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Kemudian membuat anatomi buku nonfiksi

Anotomi Buku

  1. Halaman Judul
  2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
  3. Halaman Daftar Isi
  4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
  5. Halaman Prakata
  6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
  7. Bagian /Bab
  8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
  9. Halaman Glosarium
  10. Halaman Daftar Pustaka
  11. Halaman Indeks
  12. Halaman Tentang Penulis


2. Menulis draft, 

Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas, tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan.

3. Merevisi draft, 

Tahap ini, penulis melakukan revisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian, kemudian memeriksa gambaran besar dari naskah.

4. Menyunting naskah

Kegiatan menyunting bertujuan memperbaiki tulisan atau naskah karangan agar terhindar dari kesalahan, sesuai dengan KKBI dan PUEBI. Hal-hal yang disunting dari sebuah naskah adalah:

  • Ejaan
  • Tata bahasa
  • Diksi
  • Data dan fakta
  • Legalitas dan norma


5. Menerbitkan 

Tulisan yang sudah melalui tahap menyunting naskah dan lolos dari perbaikan kesalahan, maka tahap selanjutnya adalah menerbitkan buku melalui perusahaan penerbit untuk bisa diperbanyak dan dipublikasikan.


Dari pembahasan diatas tentulah tidak terlepas dari banyaknya hambatan yang dihadapi oleh penulis, baik penulis pemula maupun penulis yang sudha berpengalaman sekalipun, hambatan-hambatan itu apa saja.

  • Hambatan waktu
  • Hambatan kreativitas
  • Hambatan teknis
  • Hambatan tujuan
  • Hambatan psikologis

Lantas bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan diatas, yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya adalah dengan banyak membaca, mencari inspirasi dari lingkungan atau orang sekitar dan narasumber, disiplin menulis setiap hari, refresing sambil mencari inspirasi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengelola taman bacaan

    Resume Ke :  30 Gelombang :  21 Tanggal           :  10 Desember 2021 Tema :  Mengelola taman bacaan Narasumber :  Bambang Pu...