Senin, 15 November 2021

Menulis dalam keterbatasan

 


Resume Ke     :  19

Gelombang     :  21

Tanggal           :  15 November 2021

Tema               :  Menulis dikala sakit

Narasumber    :  Suharto, S.Ag, M.Pd.


Bismillahirrahmanirrahim

Salam sehat dan semangat, elamat berjumpa kembali sahabat literasi semua, menginjak pada hari ke 19 jiwa menulis sudah merasuk ke dada kita. Semakin menggebu dan bergelora, dikarenakan tulisan kita siap untuk dibukukan dan diterbitkan agar bisa berbagi dengan orang lain mengenai pengalaman menulis pertama kali. Dalam kondisi apapun bisa kita lakukan untuk menggoreskan pena kita ke media kertas, atau menghentakkan jari kita ke tombol di papan keyboard. Suara ketukkan setiap tombol keyboard sudah menjadi terbiasa sehingga tidak asing lagi hingga membentuk irama yang membuat kita familiar. Begitulah seperti pepatah witing tresno jalaran soko kulino, rasa senang akan timbul karena terbiasa. Sama halnya dengan menulis, akan menjadi terbiasa jika kita lakukan secara terus menerus dan berkelanjutan. Yang sebelumnya tidak suka menjadi suka dengan  menulis. Maka biasakan tangan kita untuk menggerakkan pena menulis di media apapun. Jika sudah menjadi sebuah kebutuhan dan rutinitas, yakinlah dalam kondisi yang kurang sehatpun menulis akan menjadikan hal yang tidak berat untuk dilakukan.


Kali ini kita akan dibersamai oleh seorang narasumber yang memberikan motivasi kepada kita untuk terus menulis dalam kondisi apapun. Beliau adalah Suharto, S.Ag, M.Pd, beliau akrab dipanggil dengan sapaan Cing Ato dan dimoderatori oleh Hasima Abdi Putri. Seperti biasa agar waktu menjadi efektif kegiatan dibagi menjadi empat sesi seperti biasa, yaitu sesi pembukaan, sesi penjabaran materi, sesi tanya jawab dan sesi penutup. Berikut ini sekilas mengenai profil narasumber :

Nama: Suharto (Cing Ato/Cing Ato)

Asal.  : Jakarta ( Betawi)

Tugas: MTsN 5 Jakarta

Guru. : Fikih 


Menulis

A.  Belajar Menulis

  1. Pelatihan menulis bersama KSGN    Akhir  Desember 2016 di Wisma UNJ Jakarta, selama 3 hari 2 malam.
  2. Pelatihan menulis MWC Media Guru di Cipanas  Akhir Desember 2017, selama 3 hari 2 malam
  3. Pelatihan menulis 2017 bersama Om Jay di acara public speaking di Jakarta
  4. Pelatihan menulis 2020 bersama Om Jay angkatan ke 8. ( Dalam kondisi sakit)
  5. Pelatihan Desain cover buku dengan pak Ajhinata (2021)


Narasumber

  1. Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 17
  2. Narasumber pelatihan menulis KSGN PGRI 2021 Gelombang 19

B. Menulis Buku

     1. Buku ontologi

  1. Bukan Guru Biasa (2016)
  2. Guru Inspiratif (2020)

      2. Buku Solo

  1. Mengejar Azan (2018)
  2. GBS Menyerangku (2020)
  3. Menjadi Pribadi Unggul (2020)
  4. Kompilasi Kisah Inspiratif (2021)
  5. Belajar Tak Bertepi (2021)
  6. Aisyeh Menunggu Cinta (2021)
  7. Menepis Kesulitan Menulis (2021)

       3. Masih Dalam proses

  1. Kado Spesial Sang Bintang ( tinggal menunggu kisah inspiratif dari murid-murid  Yang sukses tembus kuliah keluar negeri Jepang, Turki, Mesir, Yaman, Thailand, dan lainnya)
  2. Lentera Ramadan ( tinggal disempurnakan sedikit insyaallah, sebelum Ramadan sudah terbit.
  3. Cing Ato Berpantun
  4. Cing Ato Berpuisi
  5. Menulis di Kala Sakit
  6. Belajar Fikih ( buku mata pelajaran)

        4. Masih Dalam ide

  1. Menyongsong Pendidikan Abad 21
  2. Menjadi Guru yang dirindukan
  3. Mengubah PTK menjadi Buku
  4. Mengubah Tesis Menjadi buku
  5. dll









Motto Hidup

"Belajar, belajar, dan belajar"

Badan yang kurang sehat sudah menjadi hal alami sebagai makhul Allah yang bernama Manusia, memang sudah menjadi kodrat kita untuk merasakan sehat dan sakit, kadang bahagia dan sedih, mungkin juga tertawa dan menangis. Itulah kita, menyuskuri dan bersabar lebih nikmat dari pada selalu meratapi. Dengan kita selalu bersabar, maka insyaAllah akan berguguran dosa-dosa kita. Semangat menjalani rutinitas beribadah tidak boleh ditinggal walaupun sakit. Bagaimana kita memanfaatkan waktu yang luang disaat kita dipembaringan untuk memulihkan badan yang kurang sehat, diantara yang bisa kita lakukan selain berzikir mengingat Allah sang Penguasa Alam Semesta salah satunya dengan menjadikan kertas sebagai media untuk menuliskan apa yang terlintas di pikiran kita. Mengisi kekosongan dengan menumpahkan semua unek-unek yang menggelayut dipikiran kita akan lebih bermanfaat dari pada menumpahkan dalam bentuk amarah yang meledak-ledak. 

Banyak sekali media menawarkan bagaimana menjadi penulis yang baik, mungkin salah satu yang begitu menarik dan berkesan adalah "Belajar Menulis" yang dipelopori OmJay melalui media Whatshap Group. Walaupun melalui WAG sudah banyak melahirkan para penulis yang profesional dan sudah melahirkan banyak buku solo. Kita yakin termasuk narasumber kita sedikit banyak telah mengetahui cara menulis, termasuk banyaknya motivasi-motivasi yang disampaikan. Motivasi yang begitu berkesan adalah "Menulis setiap hari dan buktikan apa yang terjadi". Menulis apa saja yang ada disekitar kita, menulis dari yang sederhana, menulis apa yang kita sukai dan kuasai, dan menulis yang kita alami dan rasakan. Kalimat yang begitu inspiratif mampu mempengaruhi orang lain agar selalu bersemangat dalam menulis.

Berdasarkan pengalaman narasumber, hal ini merupakan sesuatu yang luarbiasa dan membahagiakan dapat melahirkan karya sendiri dari hasil jerih dan upaya sendiri. Sampai karya perdana dari narasumber diabadikan dalam bentuk lukisan dan dipajang di dinding rumah. Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Datang ujian bak badai tornado menghantam dengan dasyatnya. Penyakit GBS menyerang, tubuh yang gagah dengan sekejap mata menjadi lumpuh total. Badan tak berdaya dibuatnya, hanya menyisakan mata, telinga dan otak bahkan kesusahan bernafas. 1,5 bulan di ruang ICU, 3 bulan di ruang HCU, 2 minggu kemudian diruang rawat inap. Dengan ijin Allah SWT dan kebesarannya memberikan kesehatan kembali, tetapi pulang dalam keadaan lumpuh. Satu tahun badan tak bergerak, setelah itu berusaha untuk bisa menggerakkan badan mulai dari tangan kiri, disusul tangan kanan dan berusaha untuk bisa memegang wajah sendiri. Jari tangan masih terasa kaku dan belum bisa menggenggam, bahkan menekan remot kontrol pun belum bisa. Selama 1,5 tahun terbaring di tempat tidur, selama itu pula tidak tahu perkembangan diluar sana. Sungguh cobaan yang luar biasa, tapi semua itu tidak membuat patah semangat. Dengan berbekal handphone digenggaman serasa hidup kembali. Berusaha menggunakan handphone walaupun tidak bisa menggenggam. Cukup dengan dikaitkan di jari jempol kiri dan menekan tombol menggunakan jari tengah. Semua yang terjadi ada hikmahnya, sekecil apapun itu harus kita syukuri dengan begitu nikmat yang lain akan datang sebagai gantinya.

Waktupun berlanjut, mulailah membuka akun media sosial yang sudah lama tidak dibuka, butuh beberapa hari untuk dapat mengaksesnya. Terbersitlah dalam hati untuk menulis sesuatu yang bermanfaat untuk orang banyak. Hingga akhirnya menulis apa saja yang pernah dibaca dan didengar. Karena senang dengan motivasi, maka hampir tiap hari menulis artikel sederhana tentang motivasi hidup. Disamping menuliskan kisah yang sedang dialami. Banyak respon positif dan tidak terasa bahwa diri ini sedang sakit bertahun-tahun, beberapa progres perkembangan tubuh yang bisa digerakakan satu persatu. Setiap hari digunakan untuk menulis, sampai tidak bisa tidur sebelum menemukan bahan untuk dapat ditulis besok. Aktifitas menulis sambil rebahan diatas kasur sudah menjadi rutinitas. Yang kemudian sambil duduk di kursi roda, hingga berjalan di dalam mobil sambil melihat macetnya lalu lintas. Bahkan saat sedang diterapi masih sempat digunakan menulis. Dimana saja dan kondisi apapun masih bisa digunakan untuk menulis tanpa terkendala.

Omjay mengajak untuk mengikuti pelatihan menulis, dan dari sinilah lahir buku demi buku secara estafet. Sesuatu yang tidak terbayangkan sebelumnya, sesuatu yang mustahil bisa dilakukan walaupun dengan keterbatasan. Kalau kita ingin belajar, belajar dan belajar pasti akan bisa. Lelah pasti ada apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja sudah susah payah, apalagi membuka buku lembar demi lembar. Dengan bantuan istri, anak dan asisten rumah tangga bisa membaca buku untuk memperkaya tulisan. Menulis itu identik dengan membaca, jangan menjadi penulis tapi malas membaca. Dengan segala keterbatasan tulisan yang semula di media sosial disalin ke laptop untuk dikelompokkan, diedit dan dijadikan sebuah buku. Kemudian keingan lain mulai muncul mulai belajar menulis puisi, pantun, dan cara membuat cover. Insyaallah, akan pelajari bagaimana cara layout buku. Pada saatnya nanti bisa menulis, membuat cover, membuat layout sendiri, dan terakhir jadi penerbit mayor. Sungguh harapan yang membuat semangat makin menggebu.

Inilah karya tulis sederhana saya.

Sebelum sakit

  1. Mengejar Azan (2018)
  2. Setelah sakit
  3. GBS Menyerangku (2020)
  4. Menuju Pribadi Unggul (2020)
  5. Belajar Tak Bertepi (2021)
  6. Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)
  7. Aisyeh Menunggu Cinte (2021)
  8. Menepis Kesulitan Belajar (2021)

Masih dalam proses

  1. Kado Spesial Sang Bintang
  2. Lentera Ramadan
  3. Cing Ato Berpantun
  4. Cing Ato Berpuisi
  5. Menulis di Kala Sakit

Masih dalam ide

  1. Menyongsong pendidikan abad 21
  2. Guru Berkharisma
  3. Belajar Fikih ( buku pelajaran)
  4. Dll.....



Ternyata menulis dikala sakit, banyak yang memberi respon positif. Banyak teman guru baik di dunia nyata maupun Maya. Melontarkan kalimat-kalimat sanjungan."Bapak merupakan motivator saya" "bapak guru inspiratif" "saya malu pada diri saya bapak yang sakit saja bisa berkarya, sementara saya tidak". Itulah di antara kalimat yang terlontar dari para sahabat. Ada juga tawaran dari komunitas menulis dari tanah rantau saya tolak karena pelatihan menggunakan zoom, sementara suara saya belum jelas. Maka itu, saya sedang latihan bicara.

Jangan takut untuk menulis, Jangan menunggu pintar baru menulis, menulis saja dahulu nanti pasti pintar. Awali menulis yang sederhana, yang  kita bisa dan yang kita kuasai. Mulailah menulis dengan apa yang kita alami dan rasakan, itu lebih mudah. Untuk memperkaya tulisan kita, silahkan baca tulisan-tulisan karya orang lain.


Sahabat literasi semua, dari kisah diatas tentu saja sangat memberikan motivasi kepada kita para penulis awal. Bahwa sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, dengan segala keterbatasan mampu meraih banyak prestasi. Selanjutnya bagaimana dengan kita diberikan nikmat yang lebih banyak dengan segala kelebihan seharusnya mampu bisa berbuat lebih banyak. Dengan melihat kebesaran Allah Tuhan Yang Maha Esa memberikan pesan bahwa kita harus selalu bersyukur dengan kondisi yang ada, dan memberikan hasil yang luarbiasa jika kita mau berusaha. Semangat berkarya untuk semua sahabat literasiku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengelola taman bacaan

    Resume Ke :  30 Gelombang :  21 Tanggal           :  10 Desember 2021 Tema :  Mengelola taman bacaan Narasumber :  Bambang Pu...